Keesokan harinya ia membuat persiapan untuk menjual tanah pertaniannya, meninggalkan keluarganya dan pergi mencari berlian. Dia mencari ke seluruh Afrika namun tidak bisa menemukan apapun. Dia mencari ke penjuru Eropa namun dia tidak bisa menemukan apapun. Ketika ia sampai di Spanyol, ia merasa lelah secara emosional, fisik, dan finansial. Ia menjadi begitu kecewa hingga ingin melemparkan dirinya ke Sungai Barcelona dan bunuh diri.
Di desa, di ladang pertanian yang telah dijual Hafiz, pria yang telah membeli ladang pertaniannya sedang menyiram unta di sebuah sungai yang mengaliri ladang pertanian itu. Di sungai itu, Sinar matahari pagi menghantam batu dan membuatnya berkilau seperti pelangi. Dia berpikir itu akan indah jika disematkan pada bagian mantel. Dia pun mengambil batu itu dan meletakkannya di ruang tamu.
Sore itu sang orang bijak datang dan melihat batu berkilau. Dia bertanya, "Apakah Hafiz kembali?" Pemilik baru ladang pertanian itu berkata, "Tidak, mengapa kau bertanya?" Orang bijak berkata, "Karena itu adalah berlian. Saya dapat mengenalinya hanya dengan melihatnya.." Pria itu berkata, "Tidak, itu hanya sebuah batu yang saya ambil dari sungai. Ayo, saya akan menunjukkan kepada Anda. Ada lebih banyak lagi di sana" Mereka pun pergi dan mengambil beberapa batu. Dan untuk memastikan kebenarannya, mereka mengirim beberapa sampel batu untuk diteliti.. Ternyata benar saja, batu-batu itu adalah batu berlian. Mereka menemukan bahwa berhektar-hektar ladang pertanian itu memang dipenuhi oleh begitu banyak berlian berharga.
Singkat kata, pesan moral yang disampaikan oleh cerita tersebut adalah:
Bahwa, sebenarnya kesempatan berharga ada dihadapan kita, hanya saja terkadang kita tidak dapat melihatnya dengan jelas atau bahkan melewatkannya begitu saja. Bukalah mata dan manfaatkanlah kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya, karena kesempatan yang sama tidak akan menghampiri anda dua kali; kesempatan yang kedua mungkin akan lebih baik atau lebih buruk, namun tidak akan sama dengan kesempatan yang telah lewat.